Kamis, 29 April 2010

PUASA AWAL DAN AKHIR (Puasa Botol)


Hari  pertama puasa adalah hari yang paling berat bagi kami. Maklumlah organ tubuh kami masih dalam taraf penyesuaian. Namun hari pertama puasa adalah hari paling khusyuk dalam menjalankan puasa. 

Masjid pun masih sangat padat di hari pertama saat shalat tarawih. Jarang sekali anggota kos kami yang meninggalkannya. Nah pas hari kedua seterusnya aku tidak menjamin kekhusyukan itu masih terjaga. Seperti biasa saat puasa tiba, diwaktu siang selain kami isi dengan kegiatan kuliah seperti biasa, kami mengisi dengan tidur ataupun hanya sekedar terkapar lemas di depan TV. 

Kamar Aleh adalah kamar favorit kami. Entah mengapa kamar Aleh menjadi favorit kami untuk berkumpul. Padahal fasilitas kami cukup seimbang diantara penghuni lain. Mungkin karena kerapiannya dan kamar aleh terhalang oleh tembok kontrakan yang mengakibatkan terik matahari terhalang. 

Hari itu aku, pajong dan Yoka dan termasuk Aleh sendiri sedang menonton VCD di kamar Aleh. Kami terbaring lemas bak ikan pepes yang di jemur. Tiba – tiba terdengar suara motor dengan knalpot racing yang menimbulkan bebunyian bising nan khas. 

Dialah Asep (Mamang) salah satu anggota NBI  (Nasib Bocah Ilang) yang setia hadir di tengah – tengah kami setiap hari. Walaupun dia jarang menginap di kosan kami, tetapi frekuensi kehadirannya bisa dibilang hampir setiap hari baik pagi, siang, dan malam. Maka itu tetap saja dia bagi kami adalah salah satu anggota NBI. Dia sudah berkeluarga dan mempunyai rumah yang sangat jauh dari kampus. Karena istrinya kuliah di tempat yang sama, maka dia sering singgah di kosan kami untuk menanti istrinya pulang kuliah karena terkadang jam kuliah yang berbeda. Nah apabila dia menginap di kosan, maka sudah bisa ketebak kalau dia itu sedang ada masalah dalam rumah tangganya.

Asep terlihat segar bugar di siang bolong begini. Tak lama kemudian suara motor mio pun terdengar. Dialah Malih yang ternyata baru pulang kuliah bareng dengan Mamang. Malih pun langsung masuk ke kamar Aleh. Wajahnya pun nampak segar bugar dan tak tampak kelelahan di wajah mereka berdua. Jangankan kehausan, lemes pun tidak. Kami bertiga terkesimak melihat mereka berdua.

”Wah apa sih rahasianya mang? Ko seger banget? Panas – panas begini, puasa lagi..?” Tanyaku.


”Puasa itu tidak berarti harus lemes no !! iya ngga lih !!” Tegas Mamang.


”Betul !! Istimewa !! “ Jawab Malih.

“Maklum lah no.. mamang kan udah tua…Perlu banyak ibadah di sisa umurnya..” Celetuk Aleh.

”Asemmm...Sialan lu Onta!! Jawab Mamang.


Yoka pun mulai memberikan komentar dan memulai pidatonya mengenai puasa. Kami berempat bergegas nagacir dari kamar Aleh.

”Hooiii diomongin yang bener ko malah pada melarikan diri??”

”Ngomong aja noh ma tv, hahahahaa !! Jawab Mamang dan Aleh.


Kami pun mengungsi di kamar Malih dari pada harus mendengarkan 5000 patah kata yang keluar dari mulut Yoka. Sambil melihat – lihat isi akuarium Malih aku membayangkan nikmatnya ikan – ikan laut milik Malih apabila di goreng. Walau kecil – kecil tapi renyah kalo di goreng bo... huuummmm…..

Aleh sibuk menceritakan cewek – cewek matre yang kami temukan sehari sebelum awal puasa kemaren. Celaan dan tawaan pun merebak saat itu. Aku sudah menyangkanya hal ini pasti terjadi. Apalagi si Mamang adalah master tukang cela dan pastinya ada saja celaan yang dia bisa karang setelah mendengar cerita dari Aleh. Maklum lah dia adalah betawi asli maka itu dia seperti tukang lenong. 

Celaan dia yang sukses hingga kini adalah julukan untuk si Ical. Mamang lah  orang pertama yang memanggil ical sebagai Malih. Celaan itu pun sukses. Seluruh teman kampus bahkan sampai ke keluarga ical pun memanggilnya Malih. 

Pernah suatu ketika saat orang tua ical berkunjung ke kos, mereka bingung karena seisi kos memanggil ical dengan nama Malih. Bahkan ada beberapa teman kampus yang tidak tahu nama asli ical. Dengan pedenya mereka memanggil Malih dalam kondisi apapun. Pernah juga pada saat ada tugas kelompok kampus, saat presentasi di kelas aku mengenalkan nama faisal dengan nama Malih. ” Perkenalkan kami dari kelompok lima yang akan membahas tentang pengetahuan mengenai Leasing. Perkenalkan anggota kelompok kami, saya sendiri bernama Kresno Wijoyonegoro, sebelah saya bernama Malih dan.....”. Sontak seisi kelas sebagian bingung, sebagian ketawa, sebagian lagi cekikikan. Ibu dosen yang pada saat itu mengajar pun ikut tertawa dengan raut muka bingung. Hal itu reflek saja karena panggilan itu sudah melekat di otakku.

Waktu menunjukan pukul satu siang. Karena pajong berbeda agama, dan dia tidak puasa, maka dia berpamitan untuk makan diluar. Waktu berbuka serasa lama sekali. Tak tahan rasanya kerongkongan ini menantinya. Serasa berada di gurun pasir yang gersang tanpa air. 

Aleh, Mamang dan Malih masih saja asik mengobrol. Masih juga membicarakan cewek kemaren. Sebetulnya kan puasa – puasa begini kan tidak boleh membicarakan orang. Woooii dosa wooiii...  Akhirnya kami merencanakan membeli makanan untuk berbuka di UGM (Universitas Gadjah Mada). Disana banyak sekali menu berbuka yang dijual dipinggiran jalan. Mulai dari kolak sampai makanan berat pun ada. Dengan harga yang tentunya miring sesuai dengan kantong mahasiswa. Bahkan terkadang ada juga live musik akustik disana. 

Menjelang berbuka jalanan sekitar UGM sangat sesak oleh anak – anak muda yang sengaja ngabuburit bersama geng – geng nya, pacarnya ataupun bersama teman satu kosnya seperti kami – kami ini. Terkadang ngabuburit ini pun diselingi dengan cuci mata, hehehe. Maksud saya cuci mata setelah berbuka puasa. Peace... Akhirnya waktu berbuka pun tiba. Kami sudah siap – siap menyantap makanan ringan yang kami beli di UGM. Rasanya begitu lega dan menyegarkan.

Keesokan harinya aku masuk kuliah pagi. Setelah pulang kuliah, entah kenapa perasaanku sangat ingin berkunjung ke kosan Paulus yang tak jauh dari APH – 13. Akhirnya aku pun memutuskan untuk menengoknya. Waktu saat itu menunjukan pukul duabelas siang. Terik matahari pun sangat menyengat. Sesampainya di parkiran aku menemukan motor Mamang dan Malih yang ternyata sudah datang lebih awal. Setelah itu aku langsung berjalan menuju kamar Paulus yang terletak tidak jauh dari parkiran kosnya. Dan ternyata.... Eng ing eng.... Kwak kwak kwawwww...... Aku melihat sesosok makhluk tua, makhluk kurus tipis serta makhluk gempal besar sedang melahap nasi warteg dan segelas es teh segar.

”Nah lo ketauannnn!!!” Tegasku

Serentak ketiga makhluk bumi itupun kaget.


”Waduhhh Kheno Whainnnnnn.....” Sapa Mamang...


”Mau pesen apa no?” Tanya Paulus

”Waduh aku puasa lus...” Jawabku


Terlihat wajah yang sangat cupu dari Malih dan Mamang. Makan dengan lahap mendadak berubah menjadi pelan – pelan malu. Nampak wajah Mali kemereahan, kalo Mamang tidak nampak karena pengaruh warna dasar muka nya yang hitam metalik alias mengkilap.

”Udah – udah nggak usah ngerasa nggak enak begitu...santai aja..” Sapa ku.


”Hehehehe.. peace no..peace...” Jawab Malih.


”Huhhh.. Ternyata ini ya rahasianya bagaimana terlihat segar saat berpuasa...?” Tanyaku.


”Ngomong aja lu ah no...ayo dah beli makan sana... Tenang rahasia terjamin...” Timpal Mamang

Tidak lama kemudian munculah Aleh dari balik pintu.

”Nah lo.... Ketauan sekarang..... ya!!!” Aleh langsung menyapa kami.

Tetapi anehnya Aleh langsung saja menyuruh Paulus untuk memesan makanan di kantin kos nya.

”Lus aku Nasi telor gorengan trus sayur asem... Minumnya Es teh manis..” Perintah Aleh.

Aku hanya bisa terdiam sesaat. Serasa setan datang mengroyokku saat itu..Kiri kanan depan dan belakang tak henti – hentinya selalu berbisik – bisik mesra dan menggoda di telingaku, bahkan sampai – sampai mereka menjilati telingaku..Waduuhhh semoga saja setannya cewek, hehehe...peace lagi ah...

Saat makanan Aleh datang, bertambahlah godaanku sekarang. Aku mulai menelan ludah dan cacing – cacing di perutku mulai demonstrasi besar – besaran.

”Udah no... Batal sekali aja... Nanti kalo sudah lebaran kan bisa di ganti..” Malih berkata.


Dalam hati yang sangat dalam, sebenarnya aku sangat menghayati perkataan Malih tadi.


”Good idea bro....but? but? Oh god...”

Akhirnya setan – setan pun berhasil mengalahkan ku. Huhhhh pertahananku goyah juga karena cecunguk – cecunguk ini. Akhirnya aku memesan makanan di kantin kosan Paulus. Selesai makan kamipun menghisap rokok yang sudah disediakan oleh tuan kamar. Huhhh begitu cepatnya dosa ini ku buat, hehehe. Mamang dan Malih pun bercerita bahwa mereka biasanya puasa hanya di awal dan di akhir saja. Aneh kedengarannya memang. Tetapi itu hak mereka. Aku tidak berhak menggurui mereka karena dosa tanggung sendiri. Sebenarnya ini adalah cobaan. Kebetulan aku kalah dengan cobaan pada hari ini. Tetapi tidak untuk hari – hari berikutnya.. Semoga saja demikian.












2 komentar:

  1. Hahahaa..gw jga msh ingget bgt itu kejadian dikos paulus..jdi ingget masa2 kuliah dlu..mantap kheno whinee..sip

    BalasHapus
  2. Hahahaa..gw jga msh ingget bgt itu kejadian dikos paulus..jdi ingget masa2 kuliah dlu..mantap kheno whinee..sip

    BalasHapus