Rabu, 16 Juni 2010

Pembunuhan Karakter Lagi Musim


Masih dalam suasana kasus video mesum artis Indonesia. Begitu maraknya beredar di kantorku. Termasuk aku juga menontonnya. Yah namanya juga laki - laki. Kalo soal tontonan gitu mah cepat dan ligat. Pagi - pagi buta menanti bbm berbunyi dari seorang kawan yang mengirimkan link video tersebut. Entah dari mana asalnya  kami pun tidak tau menau. Kami hanya langsung mendowloadnya sebelum di hapus dari link. 

Ini benar - benar pembunuhan karakter. Sosok flamboyan dengan sekejap mata berubah menjadi sosok pemain film biru yang banyak dikecam. Aku tidak akan membahas lebih jauh mengenai ini karena aku tidak tau dan tidak mau tau bagaimana, siapa, dan akhirnya dari kasus ini. 

Pembunuhan karakter ini bisa saja dilakukan ke khalayak ramai seperti kasus diatas ataupun ke individual tertentu. Ini sangat tidak sportif menurutku. Ini seperti menusuk dari belakang. Seperti halnya kita sedang berjalan dan tiba - tiba kita diserang lawan dari belakang. Kita bisa ambruk tanpa perlawanan sedikitpun. Setauku siasat seperti itu, hanyalah dipakai pada saat terdesak atau pada saat kehilangan akal. Dikala seseorang tidak bisa melawan face to face ataupun dikala seseorang tidak ingin melihat orang lain bahagia.

Ini sangat tidak adil dan licik menurutku. Hal ini sama saja membunuh secara pelan - pelan dan menghancurkan secara tidak jantan. Si korban hanya bisa menggerutu, mengelus dada, dan frustasi merasakan dampaknya. Hal ini lebih sakit dari pada merasakan pukuln upercut. 

Semua tergantung si alat. Alat ini adalah objek yang digunakan pelaku untuk pembunuhan ini. Sebagai objek yang menerima informasi penghancuran ini berupa apapun, bisa saja langsung percaya, acuh ataupun bingung. Padahal semua belum tentu real, atau malah real. Menurutku kedua statement real atau tidak real bukanlah suatu hal yang berarti. Karena si objek hanya dijadikan alat. Objek ini bisa saja  berupa rekan bisnis,  sahabat karib, pasangan, gebetan, masyarakat umum atau bahkan keluarga sendiri. Kebijaksanaan adalah obat mujarap untuk menghadapi ini. Memang banyak dampak yang bisa saja tertimpa oleh objek. Bisa saja dirugikan ataupun ikut terjerusmus. 

Pada dasarnya, menurutku, apabila seseorang itu baik terhadap kita, untuk apa kita memusuhinya atau ikut terperangkap dalam segitiga itu. Konfirmasi akan kejadian sebenarnya memang diperlukan apabila kita membutuhkan. Atau tutup saja telinga kalian sambil berkata "masa sih?". Mungkin itu adalah penangkal paling bagus bagi si objek. Semua tergantung kepribadian masing - masing.

Bagi si korban, berbesar hatilah menerima kenyataan atas dampak yang akan dirasakan. Inilah saat tersulit bagi anda. Namun apabila anda mampu menjadi seseorang yang berjiwa besar, anda akan mengalahkan semua. Anggaplah semua hanya datang dan pergi. Syukurilah semua yang masih ada dan kembali. Setidaknya bersyukurlah bila masih ada kawan yang tetap mempercayai anda sambil menepuk pundak anda dan berkata " sabar ya...". 

Berbahagialah dan bersyukurlah anda sebagai korban, karena anda sedang mengikuti sertifikasi training "jiwa besar" yang diadakan oleh Tuhan and team di alam ini. Kursus ini gratis dan datang dengan tiba - tiba. Apabila anda berhasil melewatinya, gunakanlah pengalaman ini sebagai modal untuk menata hidup anda untuk lebih baik. Perlahan - lahan nama anda akan harum dengan sendirinya asal anda mau menata hidup anda lebih baik..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar