kompetisi pembantaian lemak

Fasilitas kantor ini membawa dampak yang sangat akut dalam divisi kami. Dampak itu sangat positif bagi kami. Setidaknya kami menjadi lebih kompak dan sering hangout bareng. Selain itu, kegiatan gosip di kaum wanitanya pun menjadi sedikit berkurang karena fasilitas ini. Mereka lebih sering membicarakan tips - tips, cara - cara hidup sehat dan penurunan berat badan. Fasilitas ini adalah fitness di tempat berkelas platinum. Hmmm memang begitu menarik untuk diikuti. Hampir semua orang di divisi kami mengikutinya. Kecuali ada satu orang yang tidak bisa saya sebutkan namanya, dia tergabung dalam ikatan suami takut istri. Hehehehe peace......

Pemandangan lucu pun tercipta saat hari pertama dimulainya fitness. Banyak diantara kami yang nampak sangat tersiksa. Apalagi yang mendapatkan instruktur galak. Sebenernya bukan galak sih tetapi disiplin. Sebenernya hal itu sangat wajar untuk membentuk kedisiplinan kami dalam berolahraga. Semua berawal dari kedisiplinan pola hidup. Banyak diantara kami yang merasakan nyeri tulang, pegel - pegel dan rasa sakit pada organ tertentu. Hal itu mungkin terjadi karena belum terbiasanya urat - urat kami dengan gerakan - gerakan tertentu.

Sudah sebulan kami menjalani kegiatan ini. Sepulang kerja kami langsung kompakan untuk mendatangi tempat fitness tersebut. Lucunya kami beramai - ramai jalan menggunakan tas yang sama. Tas yang kami dapatkan karena menjadi member tetap di tempat fitness itu. Kami tampak seperti sekumpulan kelompok dari kunjungan study tour, hehehehehe....

Agar lebih menantang, aku dan ketiga temanku mengadakan kompetisi selama dua minggu. Aku , mas Frey, Bung Joko, dan Pram alias Munjo boy (Asmuni Jojon boy). Kami berempat adalah makhluk - makhluk gempal penghuni divisi keuangan. Mas frey memiliki kadar lemak 29 %, Munjo 26 %, Joko 19,7 % dan aku berada di paling mendingan yaitu 19,4 %. Sebenarnya kami mempunyai postur yang biasa - biasa saja dan normal. Kami tidak terlihat gendut dan bulat. Tetapi yang menjadi masalah di antara kami adalah perut yang terlihat maju. Itu saja masalah ayang ada diantara kami. Jujur akupun menjadi kurang percaya diri dengan keadaan itu. Aku rindu dengan keadaanku semasa kuliah. Dimana berat badanku masih stabil di angka 60 kg. Saat itu badanku terlihat atletis dan kece..Memble tapi keceeee....hehehehe..

Kembali lagi pada kompetisi itu. Peraturan kami adalah siapa yang paling banyak menurunkan kadar lemak itulah yang menang. Sebelumnya, kami pun di ukur kadar lemaknya dan dicatat oleh instruktur fitness. Hasil ukurannya seperti yang diatas tadi. Konsekwensi pada peserta yang kalah setelah dua minggu ini adalah harus mentraktir kami pada resto steak ternama di dekat kantor kami. Resto steak yang menyajikan steak lezat dengan harga yang lumayan menguras kantong. Itulah konsekwensinya. Kami pun sepakat dengan aturan dan konsekwensi tersebut.

Strategi demi strategipun kami lakukan seperti curi - curi start awal. Mungkin untuk bung Joko karena baru saja menikah, dia membakar lemak tidak hanya pada tempat fitness tersebut tetapi setiap malam dengan istrinya. Begitu juga dengan mas Frey yang sudah berkeluarga. Aku dan Munjo yang hidup sendiri mungkin tidak banyak yang bisa kami lakukan diluar tempat fitnesss tersebut. Pintar - pintar kami saja mengatur berapa kali kami harus fitness selama dua minggu. 

Kompetisi ini membawa angin segar di kantor kami khususnya pada divisi kami. Akhirnya ada juga topik pembicaraan selain hanya seputar laporan keuangan, clearence, konsolidate, closing dan lain - lain. Akhirnya ada satu topik yang bisa menciptakan buah senyum dan canda diantara kami. Kompetisi ini juga merangsang kami untuk hidup lebih sehat dan tentunya permintaan kompetisi sesion II ternyata sudah dibicarakan. Setidaknya ada kegiatan kami yang bertujuan untuk mempererat persaudaraan diantara kami dan juga kekompakan diantara kami.